Tekanan krisis dipercayai membuat para praktisi pemasaran lebih pintar dan banyak belajar. Terutama dalam memahami konsumen yang belakangan mengalami dinamika mahadahsyat. Kasus pemasaran asli Indonesia ini setidaknya hadir di masa transisi ketika ekonomi sedang di puncak emas (1996) hingga saat perekmian mulai terkoyak dan kian rapuh di 1999. Ada satu hal yang menarik dicermati: pantang menyerah.