Text
Aku Tidak Buta: Ini bukan seberapa sempurna Anda, tapi seberapa sempurna Anda ingin menjadi
"Retinitis Pigmentosa sampai detik ini penyebabnya belum diketahui dengan pasti, sehingga obatnya pun belum ditemukan. Jadi, sebaiknya Ibu menyekolahkan anak Ibu di SLBA saja, karena mata anak Ibu lambat laun akan menjadi buta." Bagaikan sambaran petir di siang bolong, Mami dan Papi menjadi shock berat mendengar perkataan itu. Tak pernah disangka jika anak keduanya akan menjadi penyandang tunanetra. Meski begitu, Aku tetap bersekolah di sekolah umum. Banyak hambatan dan kesulitan yang harus kuhadapi, baik dari teman-teman yang sering mengejekku, maupun sistem pengajaran yang memang tidak dikhususkan bagi anak setengah buta sepertiku. Meski langkahku tertatih-tatih melewati segala kesulitan dan tantangan, aku bersyukur Mami selalu mendukung dan tidak pernah membiarkan aku menyerah dalam keadaan apa pun. Akhirnya aku berhasil mencapai gelar sarjana dan melanjutkan pergumulanku dalam dunia kerja yang punya tantangan dan hambatan tersendiri. Tak jarang aku menangis sendirian di kamar. Aku sering bertanya-tanya dalam hati, "Apakah aku akan selamanya bergantung pada orangtuaku? Tidak akan bisa hidup mandiri? Bagaimana caranya agar aku bisa bekerja dan mencari uang? Ada pria yang mau menikah denganku? Yang cacat seperti ini?" Mungkinkah semua pertanyaan ini terjawab?" Ditulis sendiri oleh Rachel. Mengundang duka dan iba, tapi juga penuh tawa dan canda, Nikmati perjalanan hidup Rachel yang penuh liku, seorang tunanetra vang punya semangat tinggi hingga bisa menikmati kehidupan layaknya orang awas.
Tidak tersedia versi lain